Gurning, sebuah tradisi yang terkenal dengan ekspresi wajah yang aneh dan janggal, telah menjadi bagian eksentrik dari budaya Inggris selama berabad-abad. Berasal dari kata Inggris “grin,” gurning adalah tradisi kuno yang umumnya dilakukan di pinggiran Inggris.
Sejarah Tradisi Gurning di Inggris
Diperkirakan bermula sekitar tahun 1267, akar tradisi ini dapat ditelusuri dari Lord of the Manor yang membagi-bagikan apel kepada penduduk setempat. Acara ini berkembang menjadi perayaan yang melibatkan lempar apel, kompetisi memanjat tiang yang dilumuri minyak, kontes merokok, dan seni konyol dari gurning.
Gurning selalu menarik perhatian karena sifatnya yang lucu dan menghibur. Para peserta berkompetisi untuk membentuk wajah yang paling aneh dan tidak menarik. Berbeda dengan kepercayaan umum, tidak ada pelatihan khusus yang diperlukan untuk menguasai seni gurning. Namun, ini membutuhkan tingkat kepercayaan diri yang tinggi dan seringkali dibantu dengan kurangnya gigi.
Tidak sedikit yang menarik diri untuk berpartisipasi dalam kontes ini, terutama kaum lanjut usia, karena kontes ini lebih sedikit menuntut fisik dan lebih bergantung pada kelenturan wajah serta karisma. Puncak dari kompetisi gurning adalah “World Gurning Championship” yang diadakan di Egremont, Inggris. Peserta, seringkali menggunakan leher kerbau, berkompetisi untuk menampilkan ekspresi wajah yang paling konyol yang dapat dibayangkan.
World Gurning Championship tetap menjadi bukti dari keberlanjutan tradisi yang unik ini, menarik partisipan dan penonton dari berbagai belahan dunia untuk menyaksikan spektakel yang menarik, meskipun agak aneh ini.
Tradisi gurning memiliki daya tarik yang kuat bagi masyarakat setempat maupun pengunjung internasional karena sifatnya yang unik dan menghibur. Meskipun asal-usul pastinya tidak sepenuhnya jelas, tradisi ini telah menjadi bagian penting dari kehidupan di beberapa wilayah di Inggris.
Gurning pada dasarnya adalah seni atau kompetisi yang melibatkan kemampuan para peserta untuk mengubah wajah mereka menjadi ekspresi yang konyol dan aneh. Tidak ada aturan khusus dalam kompetisi ini, tetapi peserta berlomba-lomba untuk menampilkan ekspresi wajah yang paling ekstrem dengan bibir ditarik ke atas, gigi yang terjulur, dan mata melotot.
Tak heran jika kontes gurning ini kerap diminati oleh kalangan lansia. Kontes ini membutuhkan lebih banyak kreativitas dalam mengubah wajah daripada kekuatan fisik. Tidak jarang, mereka yang berpartisipasi dalam kompetisi ini sudah menjadi bagian dari budaya lokal sejak usia muda, dan kemudian melanjutkan tradisi tersebut hingga usia lanjut.
Tidak hanya di Inggris, kegiatan serupa juga dilakukan di berbagai belahan dunia dalam berbagai bentuk. Meskipun demikian, World Gurning Championship di Egremont tetap menjadi salah satu acara paling populer dalam kalender tradisional di Inggris.
Menariknya, meskipun terkesan sebagai acara yang konyol, tradisi gurning ini sebenarnya memiliki makna mendalam sebagai bagian dari warisan budaya lokal. Hal ini menunjukkan bagaimana kebudayaan setempat mampu mempertahankan tradisi yang unik di tengah arus globalisasi.
Ikuti terus informasi tentang kultur dunia yang berkaitan:
- Memikat Cacing Tanah: Keunikan dalam Tradisi Worm Charming
- Tradisi Shinbyu di Myanmar
- Tradisi Upacara Thaipusam di Singapura
Penutup
Sebagai kesimpulan, tradisi gurning yang aneh dan unik telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya di beberapa wilayah di Inggris. Dimulai dari pembagian apel oleh Lord of the Manor pada tahun 1267, tradisi ini telah berkembang menjadi kompetisi lucu yang menuntut para peserta untuk menampilkan ekspresi wajah yang sangat konyol.
Meskipun terlihat sebagai ajang hiburan semata, gurning sebenarnya mewakili warisan budaya lokal yang penting. Kontes ini tidak hanya menarik perhatian kaum lansia, tetapi juga menunjukkan bagaimana kebudayaan setempat dapat mempertahankan tradisi unik di tengah arus globalisasi.
Dengan acara-acara seperti World Gurning Championship di Egremont, tradisi ini terus menjadi ajang yang meriah dan menarik perhatian, baik dari penduduk lokal maupun pengunjung internasional, sebagai salah satu simbol keunikan dan kegembiraan dari warisan budaya Inggris.