Tradisi Masyarakat Brebes yang Perlu Dilestarikan

tradisi masyarakat brebes

Masyarakat kabupaten Brebes dikenal dengan budayanya yang peduli dengan sesama. Setiap orang saling menghormati dan membantu ketika bertemu. Hal ini dapat dilihat dari kerukunan yang terjalin antara masing-masing warganya. Sudah kita ketahui, bahwa masyarakat Brebes terdiri dari dua suku berbeda, yaitu suku Sunda dan Jawa.

Letak geografis kabupaten Brebes berada di ujung paling barat dan utara provinsi Jawa Tengah. Hal tersebut memungkinkan Brebes bukan hanya suku Jawa, melainkan ada juga suku Sunda yang bersanding di sepanjang bagian barat kabupaten.

Tradisi Masyarakat Brebes

Adanya dua suku ini membuat Brebes menjadi semakin harmonis, beberapa tradisi gotong royong antar masyarakatnya terjaga sampai sekarang. Sedikitnya ada 6 tradisi yang perlu kamu ketahui dan menjadi kebanggaan tersendiri, berikut diantaranya.

1. Sambatan

Tradisi Masyarakat Brebes yang Membuat Kamu Tidak Akan Merasa Sendirian Saat Memikul Beban.

Sambatan jika diartikan secara sederhana adalah kegiatan membantu sesama. Kegiatan ini dilakukan dengan sukarela oleh seseorang atau keluarga kepada orang lain di dekatnya. Seperti misalnya, ketika ada tetangga yang sedang membangun rumah, tetangga atau saudara menyambat (membantu proses membangun rumah) ke tempat tersebut.

Kegiatan sambatan ini biasanya dilakukan secara bergantian, tergantung siapa yang memiliki sebuah hajat. Selain itu, sambatan tidak dilakukan secara penuh, jika proses membangun rumah dilakukan seharian tiap harinya, dari pagi hingga sore, maka sambatan hanya sampai setengah hari saja, dari pagi hingga siang. Ia yang punya hajat akan menyuguhkan makanan dan minuman alakadarnya untuk orang yang membantu tadi.

2. Kerigan

Kerja Bakti Seluruh Warga Agar Lingkungan Tempat Tinggal Terasa Lebih Nyaman

Jika kamu mengenal istilah kerja bakti, maka sebelum istilah tersebut familiar di telinga masyarakat, Brebes sudah punya istilah Kerigan. Kerigan adalah kerja bakti itu sendiri. Kegiatan ini biasa dilakukan di lingkungan masyarakat seperti RT, RW atau pedukuhan untuk membersihkan saluran air, sampah, rerumputan dan lain-lain.

Kerigan mengajarkan setiap masyarakat untuk peduli dengan lingkungan sekitar. Jangan sampai lingkungan yang menjadi tempat tinggal sehari-hari terlihat tidak memadai dan tidak enak dipandang. Kerigan juga mengajak setiap warga masyarakat untuk bahu membahu bergotongroyong menciptakan lingkungan yang nyaman.

3. Sinoman

Membuat Perayaan Pernikahan dan Sunat Menjadi Lebih Ramai dan Gembira

Sinoman atau juga ada yang menyebut dengan Senoman adalah kegiatan yang kebanyakan dilakukan oleh ibu-ibu, tapi tentu bapak-bapak juga tidak pernah ketinggalan. Sinoman ini adalah salah satu bentuk gotong royong masyarakat Brebes ketika ada kerabat atau tetangganya yang sedang melangsungkan hajatan pernikahan atau pun sunatan.

Ibu-ibu yang Sinoman akan membantu keluarga hajat dalam pembuatan kue-kue atau pun memasak masakan untuk keperluan hajatan. Lain halnya dengan bapak-bapak, kaum laki-laki lebih membantu untuk menata dan memindahkan barang-barang.

4. Telitian

Urun Harta Adalah Salah Satu Bentuk Gotong Royong

Saat menggelar hajatan pernikahan maupun sunatan, selain Sinoman yang dilakukan ada juga tradisi Telitian. Telitian adalah bentuk gotong royong berupa sumbangan harta benda seperti uang.

Orang yang sedang menggelar hajatan biasanya membutuhkan materi yang cukup banyak. Sehingga warga dengan berbondong-bondong memberikan sumbangan berupa materi guna meringankan atau membantu yang punya hajatan. Sama seperti Sambatan, Telitian dilakukan bergantian oleh setiap warga.

Tradisi masyarakat di Nusantara lainnya: Budaya Masyarakat Kampung Cireundeu Jawa Barat

5. Ajak

Bareng-Bareng Membangun dan Menjalin Silaturahim

Ajak secara teknisnya sama persis dengan Sambatan, namun istilah Ajak biasa digunakan oleh suku Sunda masyarakat Brebes.

Budaya gotong royong ini memang erat dengan keseharian masyarakat Brebes. Mulai dari hal kecil sampai hal yang berkaitan dengan orang banyak.

6. Tilik

Bukti Bahwa Masyarakat Brebes Hidup Guyub Rukun

Yang terakhir adalah tradisi Tilik. Tilik merupakan sebuah kebiasaan menengok atau menjenguk seseorang atau keluarga. Tilik dapat diartikan melihat. Jika ada seseorang sedang sakit atau salah satu anggota keluarganya melahirkan, biasanya kerabat dekat dan tetangga Tilik ke rumah tersebut.

Tilik dilakukan semata-mata untuk mempererat tali persaudaraan. Sehingga proses bermasyarakat selalu rukun  dan damai.

Jika kamu orang Brebes, sedikitnya ada 6 tradisi yang akan membuat kamu semakin bangga terhadap kampung halamanmu.

Anda telah membaca artikel tentang "Tradisi Masyarakat Brebes yang Perlu Dilestarikan" yang telah dipublikasikan oleh Lentera Budaya. Semoga bermanfaat serta menambah wawasan dan pengetahuan. Terima kasih.

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.