Situs Bekas Kabupaten Sidayu, Tinggal Onggokan Puing

situs bekas kabupaten sidayu

Terlantar, Situs Bekas Kabupaten Sidayu Berusia Hampir Seabad, Tinggal Onggokan Puing. Bentuknya mirip bekas bangunan yang hangus dilalap api. Semak dan sampah yang terbakar menenggelamkan nilai historisnya. Padahal, bangunan itu merupakan salah satu peninggalan bersejarah di Gresik. Yaitu, situs bekas Kabupaten Sidayu. Jejak sejarah Kabupaten Gresik tertapak jelas di bekas Kabupaten Sidayu yang kini menjadi Kecamatan Sidayu.

Sejarah Sidayu

Awalnya Sidayu merupakan salah satu kota kabupaten dibawah kekuasaan Mataram. Dalam perkembangannya Sidayu juga tumbuh menjadi sebuah kota pelabuhan dengan bangunan yang dipengaruhi gaya arsitektur kolonial. Sidayu didirikan pada tahun 1817 yang merupakan perpindahan kota kabupaten di Sidayu Lawas (Lamongan) ke wilayah Sidayu Gresik. Pada akhir masa pemerintahan kolonial Belanda, tahun 1930 Sidayu merupakan daerah yang secara administratif setingkat distrik, dibawah kontrol Gresik.

Diantara beberapa nama bupati yang pernah memerintah Sidayu, ada satu nama yang melegenda di daerah pantai utara timur Jawa, yakni Raden Adipati Soeryo Diningrat atau yang terkenal dengan sebutan Kanjeng Sepuh. Beliau termasuk Bupati Sidayu yang kedelapan. Menurut sumber tulis menyebutkan bahwa Kanjeng Sepuh adalah putra selir dari Sayid Abdur Rohman Sinuwun Solo.

Situs Bekas Kabupaten Sedayu

Berbagai peninggalan masih membekas sebagai ikon sebuah kabupaten di zaman penjajahan Belanda. Ada pintu gerbang dan pendapa keraton. Ada pula masjid dan bekas alun-alun. Bangunan tersebut termasuk sebuah situs yang kini seperti onggokan bangunan tidak bermakna.

Diperkirakan, situs itu berusia satu abad. Situs tersebut dibangun menjelang perpindahan Kabupaten Sidayu ke wilayah Kabupaten Jombang oleh penjajah Belanda pada sekitar 1910. Sejak berdiri pada 1675, Kabupaten Sedayu dipimpin oleh sedikitnya sepuluh bupati. Bupati yang paling dikenal adalah Kanjeng Sepuh Sidayu, bupati ke-8.

Popularitas Kanjeng Sepuh Sidayu sebagai bupati maupun ulama selalu diperingati warga Kecamatan Sidayu hingga saat ini. Masyarakat selalu mengadakan haul dan istighotsah untuk memperingatinya. Prosesi itu menjadi tradisi masyarakat untuk mengenang jasa bupati yang bergelar lengkap Panembahan Haryo Soeryo Diningrat tersebut. Dia meninggal pada 1856.

Berbagai peninggalan sejarah Sidayu telah mendapatkan perhatian Dinas Purbakala Trowulan. Namun, yang terawat baru kompleks masjid dan makam. Sisa bangunan lain berupa situs di Desa Mriyunan. Status pertanahan sisa-sisa sejarah itu kini belum tersentuh. Salah satunya, reruntuhan asli bekas bangunan masjid.

Puing tersebut kini terletak di dalam kompleks SMPN Negeri I Sidayu. Kondisinya memprihatinkan. Sama sekali tidak tampak ada upaya pemeliharaan dari Pemkab Gresik. Sekadar identitas bangunan bersejarah pun tidak ada. Bahkan, sebagian bekas puing ditemukan di kandang ayam.

Struktur Situs Bekas Kabupaten Sidayu

Terletak di komplek SMPN I Sidayu jalan Kanjeng Sepuh No.1 Desa Mriyunan Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik. Posisinya dikelilingi oleh bagian dari komplek SMPN I Sidayu.

struktur situs bekas kabupaten sidayu

Secara umum, struktur ini berupa dinding dan fondasi. Sisa struktur yang masih terlihat adalah dinding di sebelah Barat, Selatan, dan sisa fondasi. Dinding sebelah Barat terlihat sisa tembok dari bata merah yang spesinya telah lepas. Pintu masuk bagian atas ruang berbentuk melengkung ditopang oleh dua pilaster lebar rongga berukuran 1,20 meter.

Di dalam istilah arsitektur bentuk melengkung semacam itu dinamakan vousoir, yakni bentuk melengkung yang disusun dari unit-unit batu, di atas gerbang pintu atau jendela. Pintu tersebut berbentuk seperti mihrab karena terdapat dinding yang melengkung membentuk relung ke arah luar struktur.

Dinding sebelah Selatan juga terdapat pintu masuk di sebelah Selatan. Bagian atas pintu terdapat profil melengkung atau vousoir yang ditopang dua pilaster. Pada dinding tersebut juga terdapat sebuah kolom dengan tipe Tuscan. Di bawah pintu masuk terdapat sisa tangga dan pipi tangga, serta sisa pondasi.

Adapun bahan yang digunakan untuk membangun struktur ini berupa bata merah dengan material spesi dan lepa berupa campuran pasir campuran pasir laut berwarna putih bertekstur kasar dengan campuran fragmen mollusca dan gamping berwarna putih.


Artikel Khazanah lain yang menarik untuk dibaca:


Pemkab Gresik bertindak menyelamatkan sisa-sisa bangunan bersejarah di bekas kabupaten tersebut dengan menertibkan SK penetapan No SK: 028/389/HK/437.12/2017. Tanggal SK : 24 Maret 2017, sebagai Cagar Budaya dengan nama Struktur di Sidayu.

Situs itu memang harus diselamatkan agar sejarah Sidayu tidak hilang. Selain soal perhatian pada situs, yang paling mendesak adalah kejelasan status tanah sisa-sisa bangunan bersejarah tersebut. Situs-situs bersejarah bekas Kabupaten Sidayu tersebut layak menjadi cagar budaya. Karena itu, perlu langkah-langkah konkret untuk menyelamatkannya agar tidak terhapus oleh zaman.

Anda telah membaca artikel tentang "Situs Bekas Kabupaten Sidayu, Tinggal Onggokan Puing" yang telah dipublikasikan oleh Lentera Budaya. Semoga bermanfaat serta menambah wawasan dan pengetahuan. Terima kasih.

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *