Pengertian Transkulturasi Budaya dan Karakteristiknya

transkulturasi budaya

Pengertian Transkulturasi Budaya adalah neologisme (disebabkan perubahan budaya dan teknologi) yang menunjukkan proses asimilasi budaya yang satu dengan budaya lainnya yang menghasilkan identitas budaya baru. Transkulturasi bisa terjadi pada individu ketika ia pindah ke sebuah masyarakat baru dan mengadopsi budaya mereka.

Transkulturasi Budaya

Konsep transkulturasi diperkenalkan di bidang antropologi budaya oleh Fernando Ortiz (1881-1969) sebagai upaya untuk lebih akurat mengungkapkan istilah bahasa Inggris akulturasi, mendefinisikan fase yang berbeda dari asimilasi satu budaya ke budaya lain.

Dalam pengertian ini, antropolog Fernando Ortiz membenarkan penggunaan kata transkulturasi untuk penggabungan budaya baru dan berbeda, karena pada gilirannya menyiratkan proses pelepasan dan hilangnya sebagian atau total budaya asli.

Transkulturasi adalah kata yang berusaha untuk lebih akurat mendefinisikan pembentukan dan konsolidasi budaya baru, terutama di Amerika Latin, selama dan setelah penjajahan.

Proses lintas budaya menekankan pada pertukaran dua budaya yang sama kompleksnya dalam proses penciptaan identitas budaya baru, baik secara sukarela maupun terpaksa.

Contoh transkulturasi

Contoh transkulturasi dapat dilihat di semua negara di semua benua, terutama di negara-negara di mana budaya asli masih dapat dibedakan. Makanan adalah salah satu aspek di mana transkulturalitas paling terlihat.

Misalkan makanan semur jengkol, semur tahu tempe, semur ayam, semur daging sapi atau semur telur. Makanan khas Indonesia ini diapdatasi dari masakan Belanda yaitu ‘smoor‘. Smoor dalam Bahasa Belanda berarti rebusan. Di Belanda, smoor merupakan hidangan berupa daging yang direbus dengan tomat dan bawang bombay.

Contoh lain: Grebeg yang merupakan kebudayaan lama Jawa (era Hindu-Budha) diakulturasikan dengan ajaran-ajaran Islam sehingga perayaan Grebeg disesuaikan dengan hari besar Islam, yaitu hari raya idul fitri dan Maulid Nabi, yang disebut Grebeg Poso dan Grebeg Mulud.

Karakteristik Transkulturasi Budaya

Dalam ilmu sosial, transkulturasi adalah konsep yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan mekanisme dan tren sejarah yang mempengaruhi identitas budaya tertentu.

Dengan cara ini, transkulturasi ditandai oleh tiga fase yang dapat didefinisikan sebagai: akulturasi, dekulturasi dan neokulturasi.

Akulturasi, sebagai fase pertama transkulturasi, didefinisikan sebagai perolehan budaya yang berbeda dan baru. Dekulturasi adalah pencabutan atau pelepasan budaya sebelumnya dan, akhirnya, neokulturasi adalah penciptaan fenomena budaya baru.


Artikel referensi terkait lainnya:


Transkulturasi dan Akulturasi

Transkulturasi dan akulturasi dapat digunakan secara bergantian sebagai sinonim, meskipun menghadirkan beberapa perbedaan yang ditentukan oleh asal historis maknanya.

Antropolog Meksiko Gonzalo Aguirre Beltrán (1908-1996) pertama kali mempertanyakan penggunaan istilah transkulturasi sebagai terjemahan dari akulturasi bahasa Inggris dalam karya “ The folk culture of Yucatán ” karya Robert Redford (1897-1958).

Sejak itu, ilmu-ilmu sosial mendefinisikan kedua konsep tersebut sebagai transmisi kebiasaan dan kebiasaan untuk transmisi dan perubahan budaya. Membedakan akulturasi sebagai kontak budaya dan transkulturasi sebagai pengayaan dan pada gilirannya, hilangnya identitas budaya.

Anda telah membaca artikel tentang "Pengertian Transkulturasi Budaya dan Karakteristiknya" yang telah dipublikasikan oleh Lentera Budaya. Semoga bermanfaat serta menambah wawasan dan pengetahuan. Terima kasih.

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.